Senin, 10 Juni 2013

Hari lain selain kerja



Pekerjaan terus menerus selama 6 hari seminggu memerlukan refresh yang memadai untuk menghindari kejenuhan kerja. Saatnya melihat dan merasakan dunia lain selain kerja, meski hanya sejenak tak mengapa.
It time to refresh, my uncle sebutnya "saatnya melihat hehijauan".



 (Kinarum, 09 Juni 2013)


an hal-

Kerja ???

"Pekerjaan"
Apa yang dibangkitkan dari kata diatas ???
Keterlibatan penuh gairah? Tugas yang harus dipenuhi? Gaji diakhir minggu? kewajiban yang ingin dihindarkan? Rekan-rekan yang menyenangkan? Cara untuk menghabiskan waktu? suatu alasan untuk keluar rumah? Situasi yang menantang pikiran? Tempat bertemu orang-orang?Kebosanan tanpa akhir?kejengkelan dan frustasi? Tuntutan yang membuat anda stress? Halangan untuk berkumpul dengan keluarga? ............, masing-masing dari kita pasti punya sudut pandang sendiri.

Delapan jam sehari, lima hari seminggu, lima puluh mingggu setahun...
Bagi sebagian orang mungkin pekerjaan diartikan sebagai kesukaran, perjuangan terus menerus, hukuman yang dijalani sampai pensiun dan akhirnya menikmati hidup dimasa tua.

Saat kita menyadari dan menghargai peran kita dalam pekerjaan, kita akan melihat arti pentingnya. Persoalan status menjadi kurang penting karena pekerjaan setiap orang bernilai.
Kita tidak lagi iri dengan pekerjaan atau gaji orang lain. Meskipun tak bisa dipungkiri gaji menjadi hal pertama yang terpikirkan saat kita meminta diri kita untuk menghargai apa yang diberikan pekerjaan pada kita.

Menghargai diri sendiri membuat kita jauh lebih mudah menghargai kontribusi orang lain, gagasan mengenai kerjasama tim menjadi kenyataan murni dari dalam hati. Saya percaya cara pandang seperti ini akan membuat kita bertanggung jawab atas bagaimana kita ditempat kerja. Kita tidak menunggu orang lain untuk menghargai apa yang kita lakukan. Sebaliknya kita menetapkan standar kita sendiri dan menghargai diri kita  atas apa yang kita kerjakan. Pada akhirnya kita akan melihat ke sekitar dengan pandangan menghargai dan menemukan banyak hal yang dapat diapresiasi di lingkungan pekerjaan yang selama ini mungkin terlewatkan.

" Saya pribadi menemukan banyak hal yang ternyata dapat diapresiasi di lingkungan tempat saya bekerja. Apresiasi yang paling utama tentulah untuk rekan-rekan luar biasa dimana saya sekarang berada (field  svc). Saya adalah seorang kontraktor, jadi sebenarnya bukan bagian dari pegawai disini. Tapi mereka mengakui pekerjaan saya dan saya benar benar merasakan penerimaan mereka. Sesuatu yang memberi arti bagi saya"

Ketika kita memandang pekerjaan sebagai kesempatan untuk belajar,
menghargai peran kita dalam tim,
serta mengapresiasi rekan dan lingkungan tempat kita bekerja,
pekerjaan pun jauh dari sekedar pekerjaan.

Keep to on the spirit, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing..
 
(Guyub)

Kamis, 06 Juni 2013

Sobat...

Sebaik-baiknya sahabat
adalah orang yang selalu
hadir dalam setiap
kesusahan dan penderitaan kita.

Thank u for all..



Sabtu, 01 Juni 2013

Zona ceria....










Fun ?

Fun itu tak perlu mahal.
Cukup berkumpul dengan sahabat,
dimanapun tempatnya, apapun aktivitasnya.

Suatu malam kami temukan diri kami berada di sebuah gudang udang pada sebuah pasar ujung tenggara kalimantan. Masih terasa sisa2 nikmatnya sea food yang telah menguras habis kantong kami. Di depan sana gudang2, rumah2 dan entah apalagi, sepintas semuanya sama saja. Bangunan2 kayu dengan tiang panjang menancap ke tepi laut, berjejer di sepanjang bantaran dengan puluhan boat dan klotok tertambat disekitarnya.
Namun, bukan itu yang membuat saya terpesona. Saya lebih tertarik dengan gemerisik air yang mengalir di bawah sana, tepat di mata kaki saya.  Aaah..Seandainya saja tadi kami temukan toko pancing yang buka. Malam hari sepertinya bukan waktu yang tepat untuk mencari sebuah toko pancing, lebih tidak tepat lagi karena kami mencarinya saat waktu sudah tinggi malam.
Saya simpan hasrat tersebut, Larut dalam canda tawa dan terlelap dalam dinginnya malam Kotabaru.

Esoknya...Setelah seharian blusukan, kami tinggalkan seorang rekan menunggu kapal menuju tanah kelahirannya, pulau sembilan. (Rute yang pernah membuatnya terombang ambing selama 12 jam dalam gelap malam di lautan lepas, saat gelombang besar mengkaramkan kapal yang ditumpanginya. Tutup kulkas pendingin ikan menjadi penyelamatnya bersama seorang bayi dan beberapa penumpang lainnya. Sungguh kuasa Allah telah menyelamatkannya.)
Kamipun kembali menyusur malam menuju titik awal berkumpul, Mako..

Malam yang lain, mungkin kami menggigil kedinginan disebuah bukit, 
mungkin terbuai dalam hangatnya Mako, 
mungkin juga larut dalam aktivitas pribadi kami.

Fun itu bagi kami adalah kebersamaan, menikmati kesenangan, mempelajari sesuatu dengan melihat kompleksitas yang menakjubkan ditempat kami berada.
Kemanapun kami pergi..
Unlimited



Sabtu, 11 Mei 2013

Harga diri sejati dalam perubahan dan ketidakpastian


Dalam bukunya Mission possible, Ken Blanchard menjelaskan perbedaan orang yang 'terdorong' dan orang yang 'terpanggil'. Orang-orang yang terdorong mengira mereka memiliki segala sesuatu, hubungan-hubungan, harta benda, ide-ide. Mereka menggunakan seluruh waktu mereka untuk mempertahankan apa yang mereka miliki. Dipihak lain, orang-orang yang terpanggil berpendirian bahwa segala sesuatu itu hanyalah pinjaman. Mereka tidak memeiliki apapun. Tugas mereka adalah menghargai dan memelihara apa yang memasuki hidup mereka.

Apakah yang berbeda dari orang-orang yang terpanggi? Mengapa mereka tidak begitu terancam oleh perubahan? Rahasia mereka adalah bahwa diri mereka tidak tergantung pada berbagai peristiwa di luar diri mereka.

Ada korelasi antara harga diri dengan rasa aman. Jika seseorang memiliki harga diri sejati, ia aman dari berbagai ketakutan dan kekhawatiran yang membatasi kreativitas maupun energinya. keamanan seperti ini mungin bisa disebut penghargaan diri tanpa syarat

Teringat ketika masa kecil melakukan perjalanan panjang dengan kedua orang tua. Jalan yang penuh lubang, hembusan angin, suara-suara yang menggangu di sepanjang jalan. Namun semua itu tak jua bisa menghalangi kita untuk tetap terlelap. Dengan kedua orang tua yang menguasai kendali atas segala sesuatu didepan, kita merasakan ketenangan dan keamanan. 
Ini adalah perasaan yang mungkin masih bisa kita miliki, bahkan di tengah-tengah pergolakan yang mengikuti organisasi. Parasaan yang membawa kita tetap tenang menghadapi keadaan dinamis yang tidak menentu.

Norma Vicent Peale mengatakan bahwa setiap hari ketika Kita bangun tidur, Kita mempunyai pilihan untuk merasakan bahwa diri Kita enak, atau diri Kita berengsek.
Ini adalah pilihan kita.

Selamat pagi Dunia....

Jumat, 10 Mei 2013

Integrity is number one

Dipenghujung hari ke 10 bulan ke 5 
(tersentak dari kondisi hampir terlelap membuat mata sulit untuk dipejamkan kembali)



"Jangan sampai apa yang kita lakukan hari ini, membuat pelanggan kita tidak percaya lagi kepada kita".
Sebuah pernyataan yang beberapa hari yang lalu saya terima dari salah seorang 'the real leader' di tempat saya sekarang berada. 
Singkat padat dan jelas ''Kepercayaan" .. Itulah jawaban atas beberapa opsi yang coba team berikan kepada beliau terkait beberapa masalah kecil dalam aktivitas. 
Mengingatkan kembali kami agar berpikir atas setiap langkah yang akan diambil.

Mengingat hal itu, Saya jadi teringat kembali pada malam yang dingin jauh sebelum saya berada disini..
Saat kulit menjadi satu satunya tameng untuk menahan hembusan angin malam, Seorang mentor dengan gaya khasnya mengemukakan pertanyaan 
"Apa itu integritas?"..
Syukurlah kami tak harus memikirkan sendiri jawabnya, karena beliau langsung mematri kalimat2nya dalam otak kami.
" Integritas...suatu kualitas yang menimbulkan kepercayaan! .
   Hilangnya kepercayaan menyebabkan hubungan antara manusia tak berarti !! "

Ketika segala sesuatu menjadi tidak beres, 
Terkadang kita memilih solusi praktis yang kadang malah akan membuat masalah baru di kemudian hari. Lebih parah lagi jika kita lepas tanggung jawab atau malah melemparkan ketidakberesan yang menjadi responsible kita kepada orang lain.

Kepercayaan tidak dibangun dalam satu malam, tapi dapat dihancurkan dalam satu kekhilafan saja.


Rabu, 08 Mei 2013

NEVER STOP !!


JANGAN BERHENTI
Tatkala segalanya tidak beres sebagaimana terkadang begitu,
Tatkala jalan yang Kita lalui dengan susah payah sepenuhnya tampak mendaki,
Tatkala dana hanya sedikit dan utang menumpuk,
dan Anda ingin tersenyum, tetapi harus mendesah.

INGATLAH
Kesuksesan adalah kegagalan yang terkuak keluar,
Warna perak dari awan keraguan,
dan Kita tak pernah bisa tau seberapa dekat Kita.
Kesuksesan boleh jadi dekat ketika tampak begitu jauh.

Maka, tetaplah berjuang tatkala Kita dirundung kemalangan besar.
Justru ketika segalanya tampak suram, Kita tidak boleh berhenti.

(Ibrahim Elfiky)

Jumat, 03 Mei 2013

Jangan membuat mereka terkesan, buat mereka tergugah..

Berabad-abad yang lalu diilustrasikan dengan begitu sempurna oleh dua orang jenderal Yunani, Aeschines dan Demosthenes. Seperti yang disebutkan oleh David Ogilvy dala buku klasiknya Confessions of an Advertising Man, Aeschines berbicara dengan begitu brilian. Orang-orang yang mendengarkannya terpesona dengan keahliannya berbicara. 
Sebaliknya, Demosthenes berbicara terpatah-patah, bahkan bertele-tele. Tak seorangpun kagum dengan kemampuannya bicaranya. Akan tetapi, setiap orang tergugah oleh semangatnya. 

Maka, orang-orang yang mendengarkan kagum dan bertepuk tangan pada Aeschines. Namun, saat Demosthenes berbicara, mereka saling berpandangan dan berteriak, "Kita Harus Bergerak Melawan Phillip!!".

Pray


Recovery Perjalanan Suspelatnas Angkatan XX Rindam V Brawijaya Malang Tahun 2007


Bongkar-bongkar file organisasi, ketemu file laporan SUSPELATNAS 2007 dalam bentuk Microsoft word.
Setelah dibuka ternyata masih ada beberapa foto kegiatan disana. Syukurlah karena CD dokumentasi kegiatan tersebut sudah lama rusak ga bisa saya buka lagi.
Langsung aja copy foto-foto tersebut dan paste ke Microsoft power point. Kemudian save as picture , jadikan file dalam bentuk JPEG. Congratulation... beberapa foto bisa didapatkan kembali.
Alhamdullilah. 


Recovery memory....go to

25 Juli 2007,
Akhirnya saya terima Surat Tugas–01/VI/2007 Dansat 601/Nagarunting untuk mengikuti SUSPELATNAS Angkatan XX di Rindam V Brawijaya Malang.
Setelah sebelumnya menghabiskan waktu untuk menghimpun perbekalan. Saya akui kesempatan itu adalah salah satu kesempatan yang sangat saya impikan.
Dapat menikmati proses tempaan Dodik bela negara yang belum diperoleh sebelumnya. Selain itu tentunya saya bisa kembali menginjakkan tanah Jawa adalah kesenangan lainnya.

30 Juli 2007,
Bersama 6 orang rekan dari Nataraya, kami naiki kapal motor kumala.
Penumpang kapal yang bercampur baur dari berbagai asal dan kalangan menambah semarak suasana.. Yes inilah kerennya kelas ekonomi (menjadi sangat keren karena tiket pesawat tentunya akan menguras habis kantong kami hehe))
Anda bisa habiskan waktu dengan banyak orang2 baru, blusukan di dek atau lorong kapal, menikmati terpaan angin, matahari yang tenggelam, nyantai di cafetaria, ataukah terdampar dikursi atau sudut sudut kapal...Freedom, tanpa batas (asal jangan terjun ke laut bebas)
Hudi dan Ade tau pasti artinya bersenang. Kami habiskan banyak waktu dengan berbincang di dek atas, bersama rokok yang tak lepas dari jari mereka tentunya.

31 Juli 2007,

Setelah 24 jam digulung gelombang, kami sandar di tanjung perak dan melanjutkan perjalanan menuju terminal kota.
Disana, Kebiasaan ramah tamah orang banua membuat kami terbiasa menanggapi setiap pertanyaan tawaran2 dari para calo.
Syukurlah meskipun lahir dan besar dikalimantan....saya masih cukup menguasai bahasa ibu sehingga cukuplah untuk bisa berdiri di garda depan dalam urusan komunikasi (aq iki wong jowo jg rek).
Sepertinya segala urusan diperjalanan selalu dimudahkan, perawakan kami yang cukup meyakinkan ketika itu sungguh sangat membantu.

Lepas dari sana kami larut dalam rute Suroboyo-Porong-Pandaan-Sukorejo-Purwosari-Lawang-Singosari-Malang.

Sampailah kami di Sat 608 Univ Brawijaya Malang...berkumpul sekitar 70 orang dari sgl penjuru tanah air.
Setelah seluruh proses regstrasi selesai kami di angkut menuju Dodik bela negara Rindam V Brawijaya Malang.
Dimulailah tempaan selama 11 hari kedepan..


11 Juli 2007
Setelah puas menjadi 'lele' dan 'burung hantu', sampailah kami di penghujung kegiatan dan harus berpisah dengan para pelatih.
Kegiatan ditutup dengan sukses.
Terimakasih pelatih

12 Juli 2007
Saya dihubungi Dansat, Beliau memberikan tawaran untuk bergabung dengan tim Napak Tilas Tentara Pelajar dan langsung menuju Jogjakarta bersama 8 anggota Nagarunting yang sudah menunggu disana.
Namun sayangnya saya tak bisa terima tawaran tersebut karena harus kembali mengikuti perkuliahan semester pendek yang sudah ditinggalkan beberapa waktu. Rencana untuk mampir ke tempat Nenek di Tulungagung juga menjadi berantakan karena hal tersebut.

Jumat, 13 Juli 2007
Kami seberangi lautan menuju Banjarmasin. Kembali pulang



" bela negara tak akan ku lupa,
  tempat kita berlatih bersama,
  siang malam selalu ditempa,
  untuk jadi  harapan bangsa"





My Family Chem 05


Beberapa waktu yang lalu kita masih  sibuk menyelesaikan laporan2 praktikum,
menyiapkan charta, persentasi kelompok atau bahkan produksi kewirausahaan yang saling kita perjual belikan.
Sekarang kita sudah bertebaran ke segala penjuru bumi untuk menapak hidup..

Perjumpaan yang singkat, mengikat persaudaraan abadi.
Sahabat, semoga tali silaturahmi tetap terjaga dan kesuksesan mengiringi langkah kita
Amien


Tanggung jawab adalah suara hati...

Kesalahan atau menyalahkan dan kurangnya tanggung jawab pribadi
Membuat permainan muram berlanjut
Perilaku itu terus-menerus mencuru kecerdasan tersembunyi dan kekayaan potensialmu
Memberikan perilaku itu kepada orang di luar garis
Tanpa kecakapan memimpin, hati, atau finansial
Wahai,
Insaflah.... 

-Hafiz, Penyair sufi abad ke empat belas

 

Pengalaman Bersama Rekan-Rekan Luar Biasa ' (coretan disore hari)

Kadang terpikir bagaimana jika bersama mereka tersatu kembali dalam suatu team di dunia kerja..
Tapi sepertinya hal itu takkan mungkin kembali terjadi lagi.. karena jalan yang ditempuh sudahlah berbeda.

Mengingat kembali 'KDS dan Gladi Posko tahun 2009'

Kegiatan ini mengingatkan saya tentang semangat luar biasa..
Setidaknya pasti itu yang saya rasakan bersama 4 orang rekan satgas kegiatan waktu itu.
Semangat luar biasa jualah yang pasti menghantarkan 2 orang rekan kami menyusur malam menuju ibu kota kalimantan tengah 'palangkaraya' untuk meminta bantuan 'Menmaharaya' guna memenuhi kuota peserta KDS dan Gladi Posko 1.
Tidak sesuainya laporan awal dengan aktual laporan jumlah anggota yang didelegasikan oleh beberapa satuan di Menmahanata menyebabkan kuota peserta KDS jauh dari harapan.
Luarbiasanya itu dilaporkan hanya beberapa hari menjelang hari H kegiatan.
Jadilah Kasmen (Asep Cahya D) dan Assops (M. Zainal Muttakin) menjadi penjelajah malam menuju bumi tambun bungai.


15 Agustus 2009, KDS
Pada hari yang sudah ditentukan berkumpul sekitar 28 peserta dari 7 satuan 'Nataraya'..
Serangkaian acara yang sudah di plankan kita jabarkan dalam aktivitas nyata. Syukurlah segala sesuatunya mengenai bahan ajar dan buku materi siswa sudah disiapkan sangat lengkap oleh Assminpers (Armand Effendi).
Keterbatasan Satgas yang hanya 5 orang semakin membakar semangat kami. Tiap-tiap individu tampil all out dalam suatu harmoni yang sama yaitu 'sukses kegiatan'.
Mendekati sore hari kami harus kehilangan salah satu satgas, Assdiklat (MJY Effendi) tidak bisa melanjutkan kegiatan karena ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan.
Jadilah tersisa 4 orang saja yang bisa support penuh kegiatan.

16 Agustus 2009, Gladi Posko I
Pada hari ke dua, Saya dihadapkan pada kepentingan pribadi bahwa pukul 10.00 Wita dijadwalkan Final Test Kimia Anorganik I di Kampus
Sebenarnya sudah saya rencanakan untuk meninggalkan kegiatan sementara waktu, yaitu dari pagi hari sampai ujian tersebut berakhir. Namun hal itu ternyata cukup sulit direalisasikan. Jadilah kemudian saya harus dihadapkan kenyataan untuk memilih salah satunya.
Sulit untuk menentukan pilihan. Di satu sisi, kuantitas satgas sangat terbatas. Sementara disisi lainnya mata kuliah tersebut adalah mata kuliah yang saya ambil untuk kedua kalinya karena belum lulus pada kesempatan sebelumnya. 
Meninggalkan kuliah sudah biasa, tapi meninggalkan final test, saya pribadi belum pernah melakukannya.
Mendekati pukul 10.00 wita beberapa rekan kuliah saya yang peduli, mengingatkan untuk mengikuti ujian tersebut, namun saya hanya bisa sampaikan terimakasih atas perhatian mereka. Kaki saya tak mau melangkah meninggalkan tempat ini, meskipun saya tau pasti konskuensinya. Orang tua saya pasti bisa mengerti akan pilihan saya.
(dosen pembimbing saya geleng-geleng kepala dengan pilihan anak bimbingnya, belakangan saya harus mengambil ketiga kalinya untuk mata kuliah tersebut)

.Kegiatan terus kami lanjutkan





Akhirnya, Seluruh rangkaian kegiatan kita laksanakan dengan sukses.
Tunai sudah 'KDS dan Gladi Posko tahun 2009'
Team ''Luar Biasa"

Selasa, 30 April 2013

Panjat Gunung yang Berbeda; Gunung Anda Sendiri



Sebuah cerita dari Robert K. Cooper

Pada awal musim gugur,sekelompok pendaki gunung dari barat yang berpengalaman dan dengan peralatan lengkap, bersiap mendaki sebuah gunung tua di Tibet. Dengan mempelajari peta-peta mereka diluar kepala dan mengingat rute pendakian lama dan yang bisa digunakan, mereka tidak mau bertaruh nasib. Sejam lalu mereka melihat tiga orang lain-seorang pria tua beserta pria dan wanita muda-memulai pendakian mereka, memanjat dengan tekhnik berbeda-beda dan melalui berbagai rute. "sudah jelas para amatir" pikir pemimpin rombongan dari barat itu. 

Para pendaki barat itu mendaki dengan kemampuan teknis yang piawai, sebagaimana mereka telah mendaki gunung-gunung lain. Yang muda mengikuti gerakan yang tua sama persis, mengikuti arahannya dan menirukan gerakannya. Konsistensi gerakan adalah tanda kehebatan, yang memelihara kemahiran secara teknis.

Akan tetapi semakin tinggi para pendaki memanjat, semakin sulit mengikuti jalur yang dipetakan. Gunung ini tidak sama dengan yang lain; gunung ini tampaknya hidup, selalu berubah. Batu-batu sebagai pijakan kaki dan tangan runtuh. Batu-batu kecil dan tajampun mulai berguguran. Tali pengaman dan kampakpun tampaknya tak banyak membantu. Jejak kaki tersapu, walau dilengkapi peta yang teruji, pengalaman yang banyak dan peralatan mendaki yang mahal, para pendaki itu semakin tegang dan cemas.Kekesalan memenuhi udara. Diperlukan waktu hingga sore hari untuk tiba di puncak. Merasa letih dan menggerutu, mereka mendirikan tenda.

Saat itulah, anggota ekspedisi tersebut menyadari seorang pria tua yang duduk dekat api unggun tidak jauh dari mereka. Pria tua itu sedang berbagi cerita dan tertawa-tawa bersama rekan pendakinya, pria muda dan saudarinya. Mereka semua tampak santai dan relaks, menyiapkan diri mereka untuk tidur di kemah mereka malam hari. Hanya diperlukan waktu 4 jam bagi mereka untuk mendaki hingga puncak. Mereka menghabiskan waktu sore hari melihat pemandangan dari berbagai tempat, merenungkan apa yang masing-masing telah pelajari saat mendaki.

"Terlihat seolah Anda mendaki gunung yang berbeda dengan gunung yang kami daki!" seru pembimbing Barat yang memimpin kelompok kedua. Dia tampak tak percaya menyadari bahwa ketiga orang ini-dengan peralatan mendaki yang ketinggalan zaman dan kelompok yang tidak populer, membuatnya tampak mudah.

Sang pria tua memandangnya dengan wajah bingung dan kemudian tersenyum, "Anda benar"
"Apa?" tanya pembimbing itu tak mengerti.
"Kami mendaki gunung yang berbeda" ujar peria tua, yang telah menentuka rutenya sendiri melewati muka bebatuan. "Gunung itu besar atau kecil bukan karena tingginya yang menjulang langit, melainkan karena apa yang tiap orang bawa saat memanjatnya"

Dia benar. Rute yang lama tidak selalu yang terbaik atau tercepat. Kondisi selalu berubah. Menghafal suatu cara atau membawa peta lama mungkin tidak akan banyak membantu.

'Waktu'

 

Waktu adalah unsur bagian diriku.
Waktu adalah sungai yang menghanyutkanku, tapi akulah sungai itu.
Waktu adalah macan yang mengoyak tubuhku, tapi akulah sang macan itu.
Waktu adalah api yang melahapku, tapi akulah api itu..  

-Jorge Luis Borges-

Semangat inspiratif dari buku KUBIK LEADERSHIP (karya Farid Poniman-Indrawan Nugroho-Jamil Azzaini).


Sebuah cerita inspiratif yang sangat saya dapatkan pada buku 'kubik leadership'...

Ringkasan dari sambutan Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, dalam sebuah upacara wisuda pada tanggal 12 Juni 2005.

Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. Hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya.

Cerita pertama adalah mengenai menghubungkan titik-titik. Saya putus kuliah dari Reed College setelah 6 bulan pertama, tapi saya tetap ada di kampus selama 18 bulan berikutnya sebelum saya benar-benar berhenti. Saat itu saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi. Saya belajar tipe tulisan serif dan san serif, tentang memvariasikan jarak antara kombinasi huruf yang berbeda, tentang apa yang membuat para tipografis hebat menjadi hebat. Tidak ada satupun dari yang saya pelajari itu sepertinya akan bermanfaat dalam kehidupan saya.

Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami merancang komputer Macintosh pertama, semuanya saya ingat kembali. Hasilnya, Mac menjadi komputer pertama dengan tipografi yang indah. andai saya tidak pernah putus kuliah dan kemudian ikut kelas kaligrafi, maka Mac tidak akan punya beragam tulisan atau huruf yang berjarak dengan proporsional. Dan karena Windows hanya meniru Mac, sepertinya tidak ada PC yang akan memiliki tipografi indah.

Tentu saja, tidak mungkin menghubungkan titik-titik itu ke masa depan saat saya masih di kampus. Tapi terlihat sangat-sangat jelas jika ditinjau sepuluh tahun kemudian. Jadi kita harus percaya bahwa titik-titik itu suatu saat akan terhubung di masa mendatang. Kita harus percaya pada sesuatu - insting, takdir, kehidupan, karma, apalah. Pendekatan ini tidak pernah mengecewakan saya, bahkan telah membuat semua perubahan dalam kehidupan saya.

Cerita kedua saya adalah mengenai cinta dan kehilangan. Saya merasa beruntung, karena saya menemukan apa yang sangat ingin saya lakukan dalam hidup sejak usia yang sangat muda. Woz dan saya memulai Apple di garasi orangtua saya saat saya berumur 20 tahun. Kami bekerja dengan keras, dan dalam 10 tahun Apple telah berkembang dari hanya kami berdua di garasi menjadi sebuah perusahaan senilai 2 milyar dolar dengan lebih dari 4.000 pegawai. Kami baru saja meluncurkan karya terbaik kami - Macintosh - setahun yang lalu, dan saya baru saja berusia 30. Kemudian saya dipecat.

Apa yang telah menjadi fokus kehidupan saya telah hilang dan itu sangat menyakitkan. Saya benar-benar tidak tahu apa yang harus saya lakukan selama beberapa bulan. Tapi secara perlahan ada suatu yang mulai terpikirkan. Saya telah ditolak, namun saya masih mencintai apa yang saya kerjakan. Jadi saya memutuskan untuk memulai lagi. Saya tidak sadar saat itu, tapi ternyata dipecat dari Apple merupakan hal terbaik yang pernah terjadi dalam diri saya. Beban berat menjadi sukses digantikan dengan perasaan enteng menjadi orang baru lagi. Hal ini membebaskan saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif dalam kehidupan saya.

Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT dan sebuah perusahaan lain bernama Pixar, yang kini menjadi studio animasi paling sukses di dunia. Dalam salah satu peristiwa yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung kehidupan Apple.

Dipecat dari Apple memang sebuah pil pahit buat saya, namun saya pikir memang ini diperlukan. Terkadang kehidupan memukul kita dengan sangat keras. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus bertahan adalah saya mencintai apa yang saya lakukan. Kalian harus menemukan apa yang kalian cintai, dan satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah mencintai apa yang kalian lakukan.

Cerita saya yang ketiga adalah mengenai kematian. Mengingat bahwa saya akan mati suatu saat nanti adalah hal yang paling penting yang saya temukan untuk menolong saya membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup. Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosa mengidap kanker. Para dokter memberitahu saya bahwa hampir dipastikan ini jenis kanker yang tidak dapat disembuhkan, dan harapan hidup saya hanya enam bulan lagi. Tapi kemudian saya menjalani operasi dan baik-baik saja hingga saat ini. Itu adalah saat terdekat saya menghadapi kematian, dan saya berharap hanya itulah hingga beberapa dekade mendatang.
Karena sudah melalui tahapan ini, saya bisa lebih yakin mengatakan bahwa kematian adalah sebuah konsep yang berguna dan murni intelektual. Kematian adalah agen perubahan kehidupan. Ia memberikan jalan untuk yang baru dengan menyingkirkan yang lama. Kali ini yang baru adalah kalian, namun suatu hari tidak lama dari sekarang, kalian akan menjadi tua dan tersingkirkan. Waktu kalian terbatas, jadi jangan habiskan dengan hidup dalam kehidupan orang lain. Jangan diperangkap oleh dogma. Jangan biarkan opini orang lain mengaburkan suara hati kalian. Dan yang terpenting, milikilah keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisimu.

Ketika saya masih muda, ada sebuah terbitan luar biasa bernama Katalog Seluruh Dunia, seperti Google dalam bentuk buku 35 tahun sebelum Google muncul. Buku itu dilengkapi dengan alat bantu yang keren dan catatan yang bagus. Di halaman belakang edisi terakhir mereka, ada sebuah foto mengenai jalan perkampungan waktu dini hari, jalan yang mungkin akan kalian ikuti jika suka berpetualang. Di bawahnya ada kata-kata ”Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh”. Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum mereka pergi. Dan saya selalu berharap hal itu untuk saya sendiri. 
Dan sekarang, kalian para lulusan baru, saya mengharapkan itu untuk kalian.

”Tetaplah lapar. Tetaplah bodoh.”

 

Senin, 29 April 2013

Semangat yang tak terlupakan bersama "Nagarunting"

Kita bisa memilih, 
Ingin menjadi tiram yang cuma pasrah dan merasa puas dengan keadaan sekarang,
Atau seekor elang yang bebas menentukan hidupnya
Dan pergi kemana saja dia suka 
Kalau ingin seperti elang, 
Kenapa tetap bermimpi menjadi tiram ??! 

Seorang pemenang akan berkata 
  "Memang tidak mudah...tapi BISA!!!" 

Tapi seorang pecundang akan berkata
 "Memang bisa... tapi tidak mudah." 

Maju terus Menwa "Nagarunting"......Kita Bisa!!!

 

Pelaihari .... Maret 2006

Maret 2006... Menghidupkan kembali semangat bersama sahabat..

Sabtu, 27 April 2013

Babak 1,5 Tahun

Mengingat kembali perjalanan 1,5 tahun kebelakang.. Mustahil untuk menjadi apapun selain bersyukur tentang bagaimana segala sesuatunya berjalan.. Memang ada pertukaran-pertukaran menyakitkan yang saya sadari.. bahwa kemudian saya harus memutar haluan kedunia kerja yang asing bagi saya adalah sebuah pilihan. Pilihan yang bahkan saya tak tau kenapa saya memilihnya.. Saya jelas tau konsekuensinya, Bahwa banyak proses yang tak pernah saya pelajari sebelumnya adalah salah satunya. Sempat ragu untuk melanjutkan langkah, namun seorang menginspirasi saya.. Saya tak tau mengapa saya berada disini.. tapi saya tau bahwa saya akan terus belajar dan berkembang.. Saya punya rekan-rekan yang selalu bersama saya.. Jadi apalagi yang saya takutkan? HARAM MANYARAH WAJA SAMPAI KAPUTING

Check Connection (Aktif kembali)

........... ternyata blog ini masih aktif setelah lama ditinggalkan tanpa aktifitas pasca entri awal di tahun 2009... Let' start...