Selasa, 30 April 2013

Panjat Gunung yang Berbeda; Gunung Anda Sendiri



Sebuah cerita dari Robert K. Cooper

Pada awal musim gugur,sekelompok pendaki gunung dari barat yang berpengalaman dan dengan peralatan lengkap, bersiap mendaki sebuah gunung tua di Tibet. Dengan mempelajari peta-peta mereka diluar kepala dan mengingat rute pendakian lama dan yang bisa digunakan, mereka tidak mau bertaruh nasib. Sejam lalu mereka melihat tiga orang lain-seorang pria tua beserta pria dan wanita muda-memulai pendakian mereka, memanjat dengan tekhnik berbeda-beda dan melalui berbagai rute. "sudah jelas para amatir" pikir pemimpin rombongan dari barat itu. 

Para pendaki barat itu mendaki dengan kemampuan teknis yang piawai, sebagaimana mereka telah mendaki gunung-gunung lain. Yang muda mengikuti gerakan yang tua sama persis, mengikuti arahannya dan menirukan gerakannya. Konsistensi gerakan adalah tanda kehebatan, yang memelihara kemahiran secara teknis.

Akan tetapi semakin tinggi para pendaki memanjat, semakin sulit mengikuti jalur yang dipetakan. Gunung ini tidak sama dengan yang lain; gunung ini tampaknya hidup, selalu berubah. Batu-batu sebagai pijakan kaki dan tangan runtuh. Batu-batu kecil dan tajampun mulai berguguran. Tali pengaman dan kampakpun tampaknya tak banyak membantu. Jejak kaki tersapu, walau dilengkapi peta yang teruji, pengalaman yang banyak dan peralatan mendaki yang mahal, para pendaki itu semakin tegang dan cemas.Kekesalan memenuhi udara. Diperlukan waktu hingga sore hari untuk tiba di puncak. Merasa letih dan menggerutu, mereka mendirikan tenda.

Saat itulah, anggota ekspedisi tersebut menyadari seorang pria tua yang duduk dekat api unggun tidak jauh dari mereka. Pria tua itu sedang berbagi cerita dan tertawa-tawa bersama rekan pendakinya, pria muda dan saudarinya. Mereka semua tampak santai dan relaks, menyiapkan diri mereka untuk tidur di kemah mereka malam hari. Hanya diperlukan waktu 4 jam bagi mereka untuk mendaki hingga puncak. Mereka menghabiskan waktu sore hari melihat pemandangan dari berbagai tempat, merenungkan apa yang masing-masing telah pelajari saat mendaki.

"Terlihat seolah Anda mendaki gunung yang berbeda dengan gunung yang kami daki!" seru pembimbing Barat yang memimpin kelompok kedua. Dia tampak tak percaya menyadari bahwa ketiga orang ini-dengan peralatan mendaki yang ketinggalan zaman dan kelompok yang tidak populer, membuatnya tampak mudah.

Sang pria tua memandangnya dengan wajah bingung dan kemudian tersenyum, "Anda benar"
"Apa?" tanya pembimbing itu tak mengerti.
"Kami mendaki gunung yang berbeda" ujar peria tua, yang telah menentuka rutenya sendiri melewati muka bebatuan. "Gunung itu besar atau kecil bukan karena tingginya yang menjulang langit, melainkan karena apa yang tiap orang bawa saat memanjatnya"

Dia benar. Rute yang lama tidak selalu yang terbaik atau tercepat. Kondisi selalu berubah. Menghafal suatu cara atau membawa peta lama mungkin tidak akan banyak membantu.

'Waktu'

 

Waktu adalah unsur bagian diriku.
Waktu adalah sungai yang menghanyutkanku, tapi akulah sungai itu.
Waktu adalah macan yang mengoyak tubuhku, tapi akulah sang macan itu.
Waktu adalah api yang melahapku, tapi akulah api itu..  

-Jorge Luis Borges-

Semangat inspiratif dari buku KUBIK LEADERSHIP (karya Farid Poniman-Indrawan Nugroho-Jamil Azzaini).


Sebuah cerita inspiratif yang sangat saya dapatkan pada buku 'kubik leadership'...

Ringkasan dari sambutan Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, dalam sebuah upacara wisuda pada tanggal 12 Juni 2005.

Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. Hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya.

Cerita pertama adalah mengenai menghubungkan titik-titik. Saya putus kuliah dari Reed College setelah 6 bulan pertama, tapi saya tetap ada di kampus selama 18 bulan berikutnya sebelum saya benar-benar berhenti. Saat itu saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi. Saya belajar tipe tulisan serif dan san serif, tentang memvariasikan jarak antara kombinasi huruf yang berbeda, tentang apa yang membuat para tipografis hebat menjadi hebat. Tidak ada satupun dari yang saya pelajari itu sepertinya akan bermanfaat dalam kehidupan saya.

Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami merancang komputer Macintosh pertama, semuanya saya ingat kembali. Hasilnya, Mac menjadi komputer pertama dengan tipografi yang indah. andai saya tidak pernah putus kuliah dan kemudian ikut kelas kaligrafi, maka Mac tidak akan punya beragam tulisan atau huruf yang berjarak dengan proporsional. Dan karena Windows hanya meniru Mac, sepertinya tidak ada PC yang akan memiliki tipografi indah.

Tentu saja, tidak mungkin menghubungkan titik-titik itu ke masa depan saat saya masih di kampus. Tapi terlihat sangat-sangat jelas jika ditinjau sepuluh tahun kemudian. Jadi kita harus percaya bahwa titik-titik itu suatu saat akan terhubung di masa mendatang. Kita harus percaya pada sesuatu - insting, takdir, kehidupan, karma, apalah. Pendekatan ini tidak pernah mengecewakan saya, bahkan telah membuat semua perubahan dalam kehidupan saya.

Cerita kedua saya adalah mengenai cinta dan kehilangan. Saya merasa beruntung, karena saya menemukan apa yang sangat ingin saya lakukan dalam hidup sejak usia yang sangat muda. Woz dan saya memulai Apple di garasi orangtua saya saat saya berumur 20 tahun. Kami bekerja dengan keras, dan dalam 10 tahun Apple telah berkembang dari hanya kami berdua di garasi menjadi sebuah perusahaan senilai 2 milyar dolar dengan lebih dari 4.000 pegawai. Kami baru saja meluncurkan karya terbaik kami - Macintosh - setahun yang lalu, dan saya baru saja berusia 30. Kemudian saya dipecat.

Apa yang telah menjadi fokus kehidupan saya telah hilang dan itu sangat menyakitkan. Saya benar-benar tidak tahu apa yang harus saya lakukan selama beberapa bulan. Tapi secara perlahan ada suatu yang mulai terpikirkan. Saya telah ditolak, namun saya masih mencintai apa yang saya kerjakan. Jadi saya memutuskan untuk memulai lagi. Saya tidak sadar saat itu, tapi ternyata dipecat dari Apple merupakan hal terbaik yang pernah terjadi dalam diri saya. Beban berat menjadi sukses digantikan dengan perasaan enteng menjadi orang baru lagi. Hal ini membebaskan saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif dalam kehidupan saya.

Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT dan sebuah perusahaan lain bernama Pixar, yang kini menjadi studio animasi paling sukses di dunia. Dalam salah satu peristiwa yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung kehidupan Apple.

Dipecat dari Apple memang sebuah pil pahit buat saya, namun saya pikir memang ini diperlukan. Terkadang kehidupan memukul kita dengan sangat keras. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus bertahan adalah saya mencintai apa yang saya lakukan. Kalian harus menemukan apa yang kalian cintai, dan satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah mencintai apa yang kalian lakukan.

Cerita saya yang ketiga adalah mengenai kematian. Mengingat bahwa saya akan mati suatu saat nanti adalah hal yang paling penting yang saya temukan untuk menolong saya membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup. Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosa mengidap kanker. Para dokter memberitahu saya bahwa hampir dipastikan ini jenis kanker yang tidak dapat disembuhkan, dan harapan hidup saya hanya enam bulan lagi. Tapi kemudian saya menjalani operasi dan baik-baik saja hingga saat ini. Itu adalah saat terdekat saya menghadapi kematian, dan saya berharap hanya itulah hingga beberapa dekade mendatang.
Karena sudah melalui tahapan ini, saya bisa lebih yakin mengatakan bahwa kematian adalah sebuah konsep yang berguna dan murni intelektual. Kematian adalah agen perubahan kehidupan. Ia memberikan jalan untuk yang baru dengan menyingkirkan yang lama. Kali ini yang baru adalah kalian, namun suatu hari tidak lama dari sekarang, kalian akan menjadi tua dan tersingkirkan. Waktu kalian terbatas, jadi jangan habiskan dengan hidup dalam kehidupan orang lain. Jangan diperangkap oleh dogma. Jangan biarkan opini orang lain mengaburkan suara hati kalian. Dan yang terpenting, milikilah keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisimu.

Ketika saya masih muda, ada sebuah terbitan luar biasa bernama Katalog Seluruh Dunia, seperti Google dalam bentuk buku 35 tahun sebelum Google muncul. Buku itu dilengkapi dengan alat bantu yang keren dan catatan yang bagus. Di halaman belakang edisi terakhir mereka, ada sebuah foto mengenai jalan perkampungan waktu dini hari, jalan yang mungkin akan kalian ikuti jika suka berpetualang. Di bawahnya ada kata-kata ”Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh”. Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum mereka pergi. Dan saya selalu berharap hal itu untuk saya sendiri. 
Dan sekarang, kalian para lulusan baru, saya mengharapkan itu untuk kalian.

”Tetaplah lapar. Tetaplah bodoh.”

 

Senin, 29 April 2013

Semangat yang tak terlupakan bersama "Nagarunting"

Kita bisa memilih, 
Ingin menjadi tiram yang cuma pasrah dan merasa puas dengan keadaan sekarang,
Atau seekor elang yang bebas menentukan hidupnya
Dan pergi kemana saja dia suka 
Kalau ingin seperti elang, 
Kenapa tetap bermimpi menjadi tiram ??! 

Seorang pemenang akan berkata 
  "Memang tidak mudah...tapi BISA!!!" 

Tapi seorang pecundang akan berkata
 "Memang bisa... tapi tidak mudah." 

Maju terus Menwa "Nagarunting"......Kita Bisa!!!

 

Pelaihari .... Maret 2006

Maret 2006... Menghidupkan kembali semangat bersama sahabat..

Sabtu, 27 April 2013

Babak 1,5 Tahun

Mengingat kembali perjalanan 1,5 tahun kebelakang.. Mustahil untuk menjadi apapun selain bersyukur tentang bagaimana segala sesuatunya berjalan.. Memang ada pertukaran-pertukaran menyakitkan yang saya sadari.. bahwa kemudian saya harus memutar haluan kedunia kerja yang asing bagi saya adalah sebuah pilihan. Pilihan yang bahkan saya tak tau kenapa saya memilihnya.. Saya jelas tau konsekuensinya, Bahwa banyak proses yang tak pernah saya pelajari sebelumnya adalah salah satunya. Sempat ragu untuk melanjutkan langkah, namun seorang menginspirasi saya.. Saya tak tau mengapa saya berada disini.. tapi saya tau bahwa saya akan terus belajar dan berkembang.. Saya punya rekan-rekan yang selalu bersama saya.. Jadi apalagi yang saya takutkan? HARAM MANYARAH WAJA SAMPAI KAPUTING

Check Connection (Aktif kembali)

........... ternyata blog ini masih aktif setelah lama ditinggalkan tanpa aktifitas pasca entri awal di tahun 2009... Let' start...